Selasa, 10 Juni 2014
Balas budi burung bangau
Dahulu kala di suatu tempat di Jepang, hidup seorang pemuda bernama Yosaku. Kerjanya
mengambil kayu bakar di gunung dan menjualnya ke kota. Uang hasil
penjualan dibelikannya makanan. Terus seperti itu setiap
harinya. Hingga pada suatu hari ketika ia berjalan pulang
dari kota ia melihat sesuatu yang menggelepar di atas
salju. Setelah di dekatinya ternyata seekor burung
bangau yang terjerat diperangkap sedang meronta-ronta.
Yosaku segera melepaskan perangkat itu. Bangau itu
sangat gembira, ia berputar-putar di atas kepala Yosaku
beberapa kali sebelum
terbang ke angkasa. Karena cuaca yang sangat dingin, sesampainya dirumah, Yosaku
segera menyalakan tungku api dan menyiapkan makan malam. Saat itu terdengar suara
ketukan pintu di luar rumah.
Ketika pintu dibuka, tampak seorang gadis yang cantik
sedang berdiri di depan pintu. Kepalanya dipenuhi dengan
salju. "Masuklah, nona pasti kedinginan, silahkan
hangatkan badanmu dekat tungku," ujar Yosaku. "Nona
mau pergi kemana sebenarnya ?", Tanya Yosaku. "Aku
bermaksud mengunjungi temanku, tetapi karena salju
turun dengan lebat, aku jadi tersesat." "Bolehkah aku
menginap disini malam ini ?". "Boleh
saja Nona, tapi aku ini orang miskin, tak punya kasur dan makanan.", kata Yosaku. "Tidak
apa-apa, aku hanya ingin diperbolehkan menginap". Kemudian gadis itu merapikan
kamarnya dan memasak makanan yang enak.
Ketika terbangun keesokan harinya, gadis itu sudah menyiapkan nasi. Yosaku berpikir
bahwa gadis itu akan segera pergi, ia merasa kesepian. Salju masih turun dengan
lebatnya. "Tinggallah disini sampai salju reda." Setelah lima hari berlalu salju mereda.
Gadis itu berkata kepada Yosaku, "Jadikan aku sebagai istrimu, dan biarkan aku tinggal
terus di rumah ini." Yosaku merasa bahagia menerima permintaan itu. "Mulai hari ini
panggillah aku Otsuru", ujar si gadis. Setelah menjadi Istri Yosaku, Otsuru mengerjakan
pekerjaan rumah dengan sungguh-sungguh. Suatu hari, Otsuru meminta suaminya, Yosaku,
membelikannya
benang karena ia ingin menenun.
Otsuru mulai menenun. Ia berpesan kepada suaminya agar
jangan sekali-kali mengintip ke dalam penyekat tempat
Otsuru menenun. Setelah tiga hari berturut-turut
menenun tanpa makan dan minum, Otsuru keluar. Kain
tenunannya sudah selesai. "Ini tenunan ayanishiki. Kalau
dibawa ke kota pasti akan terjual dengan harga mahal.
Yosaku sangat senang karena kain tenunannya dibeli orang
dengan harga yang cukup mahal. Sebelum pulang ia membeli bermacam-macam barang
untuk dibawa pulang. "Berkat kamu, aku mendapatkan uang sebanyak ini, terima kasih
istriku. Tetapi sebenarnya para saudagar di kota menginginkan kain seperti itu lebih
banyak lagi. "Baiklah akan aku buatkan", ujar Otsuru. Kain itu selesai pada hari keempat
setelah Otsuru menenun. Tetapi tampak Otsuru tidak sehat, dan tubuhnya menjadi kurus.
Otsuru meminta suaminya untuk tidak memintanya menenun lagi.
Di kota, Sang Saudagar minta dibuatkan kain satu lagi untuk Kimono tuan Putri. Jika tidak
ada maka Yosaku akan dipenggal lehernya. Hal itu diceritakan Yosaku pada istrinya.
"Baiklah akan ku buatkan lagi, tetapi hanya satu helai ya", kata Otsuru.
Karena cemas dengan kondisi istrinya yang makin lemah dan kurus setiap habis menenun,
Yosaku berkeinginan melihat ke dalam ruangan tenun. Tetapi ia sangat
terkejut ketika yang dilihatnya di dalam ruang menenun,
ternyata seekor bangau sedang mencabuti bulunya untuk
ditenun menjadi kain. Sehingga badan bangau itu hampir
gundul kehabisan bulu. Bangau itu akhirnya sadar dirinya
sedang diperhatikan oleh Yosaku, bangau itu pun berubah
wujud kembali menjadi Otsuru. "Akhirnya kau melihatnya
juga", ujar Otsuru.
"Sebenarnya aku adalah seekor bangau yang dahulu pernah Kau tolong", untuk membalas
budi aku berubah wujud menjadi manusia dan melakukan hal ini," ujar
Otsuru. "Berarti sudah saatnya aku berpisah
denganmu", lanjut Otsuru. "Maafkan aku, ku
mohon jangan pergi," kata Yosaku. Otsuru
akhirnya berubah kembali menjadi seekor
bangau. Kemudian ia segera mengepakkan
sayapnya terabng keluar dari rumah ke
angkasa.
Tinggallah Yosaku sendiri
yang menyesali perbuatannya.
0 komentar:
Posting Komentar